Minggu, 28 Februari 2010

Masjid di Sulawesi


Masjid ini dibangun oleh Tuan Bima atau Umar Babhar Mahsum pada tahun 1603 masehi. Belio ialah seorang ulama yang datang ke Samrobone sekitar tahun 1602 Masehi, dengan gelar Tuan Dengkang. Masjid ini dibangun sebagai simbol Kekuatan negara. Lokasi Masjid berada di desa Samrobone, kecamatan Mappka Sunggu, kecamatan Takalar. Sumber: Direktori Masjid Bersejarah Departemen Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan pembianan Syari’ah Jakarta tahun 2008





MASJID NURUL JIHAD MAERO
Masjid ini dibangun pada tahun 1928 M di desa Maero oleh Lompo Daeng Raja, Karaeng Binamu VII, Bupati pertama kabupaten Jenepoto dan raja terahir kerajaan Binamu. Ukuran masjid ialah 60 x 60 meter dan diberinama masjid Syuhada. Saat itu masjid ini menjadi pusat perlawanan rakyat terhadap Belanda, tahun 1946 masjid ini dihancurkan oleh Kapten Westerling. Tahun 1948 puing-puing masjid dibangun kembali oleh mattewakkang Karaeng Raya atau Karaeng Binamu IX dan diganti nama menjadi masjid Jihad, Renovasi setelah itu dilakukan pada tahun 1953 oleh H. Mattewakkang dan di lanjutkan oleh Lolagu Daeng Tompo. Tahun 1996 kembali direnovasi oleh Ir. Zanuddin Karaeng Ngupa dan menjadi masjid Jami Nurul Jihad. Lokasi masjid berada di jalan Lanto Daeng Pasewang, kabupaten Jeneponto



MASJID ANGKATAN 45
Pembangunan masjid ini dimulai tahun 1912 M, dalam bentuk langgar atau Langkara dengan konstruksi kayu, lantai papan dan atap ijuk. Nama masjid ini beberakali mengalami perubahan yakni tahun 1912 – 1932 M bernama Langkara Kampung Maddenra, kemudian tahun 1932 M dirubah menjadi Masjid Khaerul Jabbar dan terahir tahun 1984 M menjadi masjid Angkatan 45. Alasan nama terahir masjid ini ialah karena peran masjid ini yang begitu besar sebagai pusat perlawanan rakyat dalam revolusi kemerdekaan. Lokasi masjid berada di Kampung Maddendra, Desa Watu Toa-Kecamatan Marioriawwo, Kabupaten Sopeng.


MASJID AWALUDDIN
Terletak dijalan Sultan Abdullah raya, Kelurahan Tallo-Kota Makasar. Masjid Awaluddin dibangun sekitar tahun 1940 M, atas prakarsa Lahabba Daeng Marewa (Imam Tallo saat itu). Adapun nama Awaluddin ini dipakai mengingay berdirinya kerajaan Tallo yang merupakan kerajaan pertama yang menganut ajaran Islam sehingga Rajanya bergelar Sultan Awaluddin. Masjid ini dibangun diatas tanah wakaf Lahabba Daeng Marewa dengan luas Masjid 250 m2 (20,5 x 12 meter). Tahun 1960 masjid ini dipugar untuk yang pertama kalinya dan tahun 1980 masjid ini direnovasi secara total.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar